Powered By Blogger

Minggu, 10 Oktober 2010

ROCK CYCLE / SIKLUS BATUAN


Berdasarkan proses pembentukannya, batuan dibedakan manjadi tiga macam, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a.   Batuan Beku
1)   Berdasarkan Tempat Pembekuannya
Jenis Batuan Ciri-ciri Contoh batuan
a) Batuan Beku Dalam
§  terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan hanya terdiri dari kristal saja, karena proses pendinginnnya berjalan sangat lambat.
§  Umumnya berbutir lebih kasar  dan jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.
  • Granit
  • Granitdiorit
  • gabro
 
b) Batuan Beku Korok(Gang)
  • batuan yang terbentuk di daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi.
  • Proses pendinginan cepat .
  • Terdiri dari kristal besar, kristal kecil, dan ada yang tidak mengkristal
  • Porfirit granit
  • Porfir diorit
c) Batuan Beku Luar
  • Terbentuk di permukaan bumi
  • Proses pendinginan sangat cepat
  • Tidak menghasilkan kristal-kristal batuan
  • Riolit
  • Basalt
  • Andesit
  • Obsidian
  • Scoria
  • Pumice(batu apung)
 
2)   Berdasarkan Mineral Penyusunnya
a) Batuan Beku Mineral Ringan tersusun oleh mineral-mineral ringan biasanya berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga termasuk batuan yang bersifat asam
b) Batuan Beku Mineral Berat tersusun atas mineral-mineral berat biasanya berwarna gelap, sulit pecah dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk batuan yang bersifat basa.
 
b.   Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses sedimentasi (pengendapan). Proses terbentuknya batuan sedimen disebut diagenesis. Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air. Butir-butir dari hasil dari pelapukan mengendap secara berlapis yang makin lama makin menebal dan berbentuk padat. Adanya tekanan atau beban yang terlalu berat inilah yang menyebabkan batuan berbentuk padat. Tekanan yang lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi inilah berbagai endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok , yaitu sebagai berikut :
1)   Berdasarkan tempat terbentuknya
Berdasarkan tempat terbentuknya(lingkungan pengendapan), batuan sedimen terdiri dari
No Jenis Batuan Sedimen Tempat proses pengendapan
a Glasial di daerah es atau gletser
b Fluvial di Sungai
c Limnis/lakustre di Danau, Rawa atau Waduk
d Marine di Laut
e Teristris di Darat
2)   Berdasarkan tenaga yang Mengendapkan
No
Jenis Batuan Sedimen
Tenaga pengendapnya oleh
a
Glasial
Gletser
b
Aeolis
Angin
c
Akuatis
Air
 
3)   Berdasarkan proses pengendapannya
No
Jenis Batuan Sedimen
Penjelasan
Contoh
a Batuan Sedimen Klastika batuan sedimen yang  susunan kimianya sama dengan batuan asalnya
  • Breksi
  • Konglomerat
b Batuan Sedimen Kimiawi batuan sedimen yang diendapkan secara kimiawi dan proses pengendapannya terjadi perubahan susunan kimianya
  • Batuan kapur

c Batuan Sedimen Organik batuan sedimen yang diendapkan melalui kegiatan organik
  • Terumbu karang

 
c.    Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun secara kimia sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan batuan metamorf dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain suhu yang tinggi, tekanan yang kuat dan waktu yan lama.
Batuan metamorf terdiri dari tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
No
Nama batuan
Keterangan
Contoh batuan
1) Batuan Metamorf Kontak batuan terbentuk akibat pengaruh suhu yang tinggi
  • Marmer (berasal dari batu gamping/kapur)
2) Batuan Metamorf Dinamo batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang  sangat lama dan dihasilkan dari proses pembetukan kulit bumi oleh tenaga endapan. Batuan ini banyak ditemukan pada daerah- daerah patahan dan lipatan  yang tersebar di seluruh dunia.
  • batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate)
 
 3) Batuan Metamorf Pneumatolitis batuan yang berubah karena pengaruh gas-gas dari magma.
  • kuarsa dengan gas boriium berubah menjadi furmalin (sejenis permata)
  • kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas (permata berwarna kuning)

ROCK CYCLE

oum_rock.gifrock_cycle.jpgSebelumnya kita sudah tahu bahwa di bumi ada tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga batuan tersebut dapat berubah menjadi batuan metamorf tetapi ketiganya juga bisa berubah menjadi batuan lainnya. Semua batuan akan mengalami pelapukan dan erosi menjadi partikel-partikel atau pecahan-pecahan yang lebih kecil yang akhirnya juga bisa membentuk batuan sedimen. Batuan juga bisa melebur atau meleleh menjadi magma dan kemudian kembali menjadi batuan beku. Kesemuanya ini disebut siklus batuan atau ROCK CYCLE.
 weathering.jpgSemua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan tersebut ada 3 macam:
  1. Pelapukan secara fisika: perubahan suhu dari panas ke dingin akan membuat batuan mengalami perubahan. Hujan pun juga dapat membuat rekahan-rekahan yang ada di batuan menjadi berkembang sehingga proses-proses fisika tersebut dapat membuat batuan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
  2. Pelapukan secara kimia: beberapa jenis larutan kimia dapat bereaksi dengan batuan seperti contohnya larutan HCl akan bereaksi dengan batu gamping. Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan. Salah satu contoh yang nyata adalah “hujan asam” yang sangat mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimia.
  3. Pelapukan secara biologi: Selain pelapukan yang terjadi akibat proses fisikan dan kimia, salah satu pelapukan yang dapat terjadi adalah pelapukan secara biologi. Salah satu contohnya adalah pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman yang cukup besar. Akar-akar tanaman yang besar ini mampu membuat rekahan-rekahan di batuan dan akhirnya dapat memecah batuan menjadi bagian yang lebih kecil lagi.
erosion.jpgSetelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
  1. Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.
  2. Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.
  3. Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
  4. Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
deposition.jpgPecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya. Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan. Proses ini yang sering disebut proses pengendapan. Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini. 
compaction.jpgPada saat perlapisan di batuan sedimen ini terbentuk, tekanan yang ada di perlapisan yang paling bawah akan bertambah akibat pertambahan beban di atasnya. Akibat pertambahan tekanan ini, air yang ada dalam lapisan-lapisan batuan akan tertekan sehingga keluar dari lapisan batuan yang ada. Proses ini sering disebut kompaksi. Pada saat yang bersamaan pula, partikel-partikel yang ada dalam lapisan mulai bersatu. Adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-partikel yang ada membuat partikel tersebut menyatu membentuk batuan yang lebih keras. Proses ini sering disebut sementasi. Setelah proses kompaksi dan sementasi terjadi pada pecahan batuan yang ada, perlapisan sedimen yang ada sebelumnya berganti menjadi batuan sedimen yang berlapis-lapis. Batuan sedimen seperti batu pasir, batu lempung, dan batu gamping dapat dibedakan dari batuan lainnya melalui adanya perlapisan, butiran-butiran sedimen yang menjadi satu akibat adanya semen, dan juga adanya fosil yang ikut terendapkan saat pecahan batuan dan fosil mengalami proses erosi, kompaksi dan akhirnya tersementasikan bersama-sama. 
metamorphism.jpgPada kerak bumi yang cukup dalam, tekanan dan suhu yang ada sangatlah tinggi. Kondisi tekanan dan suhu yang sangat tinggi seperti ini dapat mengubah mineral yang dalam batuan. Proses ini sering disebut proses metamorfisme. Semua batuan yang ada dapat mengalami proses metamorfisme. Tingkat proses metamorfisme yang terjadi tergantung dari:
  1. Apakah batuan yang ada terkena efek tekanan dan atau suhu yang tinggi.
  2. Apakah batuan tersebut mengalami perubahan bentuk.
  3. Berapa lama batuan yang ada terkena tekanan dan suhu yang tinggi.
melting.jpgDengan bertambahnya dalam suatu batuan dalam bumi, kemungkinan batuan yang ada melebur kembali menjadi magma sangatlah besar. Ini karena tekanan dan suhu yang sangat tinggi pada kedalaman yang sangat dalam. Akibat densitas dari magma yang terbentuk lebih kecil dari batuan sekitarnya, maka magma tersebut akan mencoba kembali ke permukaan menembus kerak bumi yang ada. Magma juga terbentuk di bawah kerak bumi yaitu di mantle bumi. Magma ini juga akan berusaha menerobos kerak bumi untuk kemudian berkumpul dengan magma yang sudah terbentuk sebelumnya dan selanjutnya berusaha menerobos kerak bumi untuk membentuk batuan beku baik itu plutonik ataupun vulkanik. 
extrusive.jpgKadang-kadang magma mampu menerobos sampai ke permukaan bumi melalui rekahan atau patahan yang ada di bumi. Pada saat magma mampu menembus permukaan bumi, maka kadang terbentuk ledakan atau sering disebut volcanic eruption. Proses ini sering disebut proses ekstrusif. Batuan yang terbentuk dari magma yang keluar ke permukaan disebut batuan beku ekstrusif. Basalt dan pumice (batu apung) adalah salah satu contoh batuan ekstrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku ekstrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
  1. Butirannya sangatlah kecil. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
  2. Umumnya memperlihatkan adanya rongga-rongga yang terbentuk akibat gas yang terkandung dalam batuan atau yang sering disebut “gas bubble”.
intrusive.jpgBatuan yang meleleh akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi sering membentuk magma chamber dalam kerak bumi. Magma ini bercampur dengan magma yang terbentuk dari mantle. Karena letak magma chamber yang relatif dalam dan tidak mengalami proses ekstrusif, maka magma yang ada mengalami proses pendinginan yang relatif lambat dan membentuk kristal-kristal mineral yang akhirnya membentuk batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif dapat tersingkap di permukaan membentuk pluton. Salah satu jenis pluton terbesar yang tersingkap dengan jelas adalah batholit seperti yang ada di Sierra Nevada – USA yang merupakan batholit granit yang sangat besar. Gabbro juga salah satu contoh batuan intrusif. Jenis batuan yang terbentuk akibat proses ini tergantung dari komposisi magma yang ada. Umumnya batuan beku intrusif memperlihatkan cirri-ciri berikut:
  1. Butirannya cukup besar. Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat lambat sehingga mineral-mineral yang ada sebagai penyusun batuan mempunyai banyak waktu untuk dapat berkembang.
  2. Biasanya mineral-mineral pembentuk batuan beku intrusif memperlihatkan angular interlocking.
Proses-proses inilah semua yang terjadi dimasa lampau, sekarang, dan yang akan datang. Terjadinya proses-proses ini menjaga keseimbangan batuan yang ada di bumi.

Oxford University Museum - http://www.oum.ox.ac.uk/

Possibly related posts: (automatically generated)

Definisi Peta

Berbagai macam definisi atau pengertian peta dari berbagai sumber, diantaranya yaitu :
Peta merupakan penyajian grafis bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili (Kals, 1983).
Peta merupakan bidang datar dan obyek yang digambarkan pada peta umumnya terletak pada permukaan bumi, sehingga digunakan skala dan sistem proyeksi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Peta adalah alat penting dalam perencanaan lingkungan. Sedikitnya ada tiga alasan sebagai berikut:
(1) peta sebagai penyimpanan data
(2) peta sebagai alat analisis
(3) peta dapat menyampaikan informasi kepada pengguna (users).
Peta adalah penggambaran dua dimensi pada bidang datar keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan atau skala tertentu.

Jumat, 08 Oktober 2010

Sebuah Catatan yang Tertinggal

Peringatan Hari Bumi 22 April 2010
"...on April 22, 1970, Earth Day was held, one of the most remarkable happenings in the history of democracy... "
-American Heritage Magazine, October 1993


Empat puluh tahun yang lalu di Amerika Serikat, Hari Bumi merupakan wujud tindak lanjut dari gerakan sosial di negeri Paman Sam itu pada akhir dekade 60-an.

Gerakan sosial berskala besar yang waktu itu diikuti 20 juta penduduk Amerika Serikat bertujuan untuk menyadarkan manusia bahwa perlu adanya tindakan nyata terhadap bumi.Mengapa bumi? Karena sejak saat itu, manusia (khususnya penduduk Amerika) sudah terusik dengan pertumbuhan penduduk yang melonjak drastis, sehingga berdampak pada keberlanjutan lingkungan dan tingkat kesehatan.Pertumbuhan penduduk yang tajam itu mengancam ketersediaan lahan hijau di bumi ini, karena keperluan permukiman manusia beserta sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini tentunya diikuti oleh kemajuan teknologi yang lebih cepat pula. Adanya sarana transportasi, kemudian penggunaan teknologi yang tidak ramah lingkungan pun memiliki andil menurunkan kadar kesehatan manusia. Selain itu, masih banyak lagi kompleksitas masalah bumi, bila dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk dan kualitas kesehatan manusia.

Di Indonesia saja, kita bisa saksikan kemerosotan kualitas bumi, tempat tinggal kita ini. Coba tengok tinggal berapa luas hutan di bumi nusantara kini? Kabar terkini dari Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, sekitar 42 juta hektar (Ha) hutan Indonesia kini sudah habis ditebang alias gundul. Ini berarti hutan Indonesia tinggal 88 Ha lagi. Sebagai informasi, 70 persen dari luas daratan nusantara adalah kawasan hutan atau sekitar 130 juta Ha. Ini menandakan laju deforestasi yang sangat mengkhawatirkan, sehingga banyak pihak memperkirakan di tahun 2020, bila tidak ada solusi cepat dan tepat, maka luas hutan Indonesia akan menjadi hanya 10 persen dari total 130 juta Ha. Suatu prediksi yang cukup menakutkan buat bumi, mengingat Indonesia masih menjadi salah satu negara paru-paru dunia. Satu negara yang menjadi 'penyaring' polusi dunia yang menghebat seiring dengan waktu berjalan.

Untuk apa deforestasi dilakukan? Entah untuk pemanfaatan kayu hutan secara membabi buta dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Entah untuk pembukaan lahan tanam atau buat permukiman penduduk. Hal yang terakhir disebut akhir-akhir ini sudah banyak memakan korban jiwa, akibat banjir dan longsor di lereng bukit atau gunung (masih ingat peristiwa Ciwidey?)

Bicara soal hilangnya lahan hijau, lebih spesifik kita layangkan pandangan ke ibukota tercinta, Jakarta. Berapa banyak tinggal lahan hijau di metropolitan ini, baik itu taman atau hutan kota? Idealnya satu daerah perkotaan mesti memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 30 persen dari total luas wilayahnya. Sementara dari luas RTH itu, 10 persen diantaranya mesti menjadi hutan kota. Buat Jakarta, gambaran ideal ini masih jauh panggang dari api. Namun semangat yang ada saat ini memang patut diacungi jempol. Pasalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Bidang Kehutanan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, akan mengejar ketertinggalan itu menuju luasan RTH yang ideal. Nantinya, RTH tidak hanya terdiri dari hutan kota, tapi juga taman dan sarana umum seperti jogging track, sarana bermain anak-anak dan  lainnya. Tak tanggung-tanggung, pemerintah pimpinan Fauzi Bowo ini menganggarkan dana sebesar 62 milliar rupiah pada tahun 2010 untuk mencapai kuota 30 persen RTH. Semoga saja, pelaksanaan program ini benar-benar dilakukan secara maksimal demi kepentingan bersama (tidak ada penyelewengan ataupun kepentingan-kepentingan pihak lain di luar kepentingan masyarakat)

Sebagai gambaran, saat ini RTH banyak dialihfungsikan menjadi permukiman penduduk dan fasilitas komersial seperti pusat perbelanjaan hingga lokasi cari uang masyarakat Jakarta. Dengan tetap mengacu pada implementasi Hak Asasi Manusia (HAM) serta win-win solution, maka permasalahan alih fungsi ini mesti dibereskan secara hukum yang berlaku. Tak lupa, tindak lanjut buat para oknum aparat pemerintah yang melanggar kredibilitas mereka sendiri dengan meluluskan akses alih fungsi itu.

Sementara itu, di bidang kesehatan, Indonesia sudah menjadi rahasia umum, penyakit-penyakit baru muncul silih berganti menghantam manusia nusantara. Sebagai barometer, coba kita tengok di Jakarta, sejumlah penyakit konvensional masih menjadi PR ditambah penyakit gara-gara life style atau gaya hidup seperti HIV/AIDS, diabetes, kanker, dan lainnya. Penyakit konvensional itu salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurut tim peneliti dari John Hopkins School of Public Health tahun 1998, peningkatan suhu global akan menjadikan DBD oleh nyamuk Aedes Aegepti dan Aedes Albopictus sebagai penyaki infeksi yang disebarkan serangga yang paling serius dan fatal di muka Bumi. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan adalah kabar dari Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Amerika Serikat. Dikabarkan bahwa akan selalu muncul jenis-jenis baru hasil evolusi virus dengue yang menjadi penyebab DBD. Masih jelas di benak kita, evolusi yang terjadi pada virus flu, hingga menghasilkan avian flu serta swine flu, dan entah apa lagi...

Soal kesehatan di atas, diperburuk oleh kualitas udara kota ini. Walaupun Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) masih menjadi ujung tombak program pemerintah kota, tapi tentunya tanpa dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) kota, upaya membuat bumi ini nyaman dan aman dihuni (tanpa takut mudah jatuh sakit) akan jauh dari ideal. Coba saja perhatikan implementasi dari Peraturan Daerah tentang Kawasan Dilarang Merokok, yang masih banyak dilanggar manusia Jakarta. Stiker, spanduk banyak ditempel hingga kampanye banyak digelar, sepertinya masih menjelma sebagai musafir yang berteriak-teriak di padang gurun. Hingga kini infeksi saluran pernafasan masih menjadi salah satu penyakit langganan para dokter Jakarta.

Apa yang menyebabkan hal di atas? Tentunya perilaku manusia itu sendiri, termasuk kita (Anda dan kami di sini). Bagaimana kita tidak ikut mencemari udara Jakarta? Bagaimana kita tidak membuang sampah sembarangan? Bagaimana kita tidak menyalahgunakan wewenang sebagai aparat pemerintah? Bagaimana kita tidak hanya mementingkan urusan bisnis belaka? Bagaimana kita juga mempedulikan orang lain? Ini seakan menjadi pertanyaan buat semua, bukan hanya kita – manusia Indonesia, tapi juga 140 negara di dunia, organisasi nonpemerintah, dunia pendidikan dan swasta yang berderak memperingati
Hari Bumi ke-40 tahun ini.

Lestarinya bumi ini, sejatinya ditentukan bagaimana kita berperilaku, secara pribadi. Supaya kita tidak memegang ungkapan dulu saat kita pacaran: “Oh sayang, seakan bumi ini milik kita berdua!” Ingat! Bumi ini milik semua orang yang jumlahnya triliunan jiwa..

Unsur Fisik Wilayah Indonesia

Posisi Geografis (Posisi Letak) Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbentuk republik, terletak di kawasan Asia Tenggara. Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.
Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas sebagai berikut :
Gambar : Posisi Indonesia di antara beberapa negara, laut dan samudera
 
  • Utara : Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan.

  • Selatan : Negara Australia, Samudera Hindia

  • Barat : Samudera Hindia

  • Timur : Negara Papua Nugini, Timor Leste, Samudera Pasifik

Posisi geografis Indonesia terdiri atas letak astronomis dan letak geografis yang berbeda pengertian dan pandangannya.
  1. Letak Astronomis
  2. Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT Berdasarkan letak astrono- misnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equa- tor atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0o.
    Letak Astronomis Indonesia
  3. Letak geografis
  4. Letak Geografis dan Posisi Silang Indonesia terhadap negara lain
    Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
  5. Letak Geologis
  6. Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi.

Kepulauan Indonesia

Kepuauan Indonesia terletak pada posisi silang, terletak diantara dua benua, Benua Asia dan Australia; dan diantara dua samudera, Samudera Hindia dan Indonesia. Kesadaran itu telah ditanamkan sejak awal ketika duduk di bangku sekolah. Biasanya, setelah itu diterangkan makna dari posisi silang itu. Makna geopolitik posisi silang Indonesia itu dijelaskan oleh Fajar seperti di bawah ini:
1. Politik: Indonesia berada diantara dua sistem politik yang berbeda, yaitu demokrasi Australia dan demokrasi Asia Selatan;
2. Ekonomi: Indonesia berada di antara sistem ekonomi liberal Australia dan sistem ekonomi sentral Asia;
3. Ideologis: Indonesia berada diantara ideologi kapitalisme di Selatan dan komunis di sebelah utara;
4. Sistem Pertahanan: Indonesia berada diantara sistem pertahanan maritim di selatan, dan sistem pertahanan kontinental di utara.
Di dalam situs e-dukasi.net, terkait posisi silang Keulauan Indonesia, dijelaskan secara singkat bahwa posisi itu memiliki arti penting terkait dengan iklim dan perekonomian. Setelah itu, secara singkat juga dijelaskan letak geologis Kepulauan Indonesia. Sayangnya  penjelasannya sangat minimal.
———————-
Di dalam blog ini, kita akan mencoba melihat sisi lain makna dari posisi silang Kepulauan Indonesia yang dilihat dari aspek kelautan, baik potensinya sebagai sumberdaya maupun sebagai sumber bencana serta berbagai proses alam lainnya yang berkaitan dengan posisi silang tersebut.
Secara garis besar dapat kita sebutkan hal-hal berikut:
  1. Berkaitan dengan posisi Kepulauan Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, maka:
    • Kita mengenal adanya Arus Lintas Indonesia (Arlindo, Indonesian Through Flow).
    • Kita mengenal adanya Coral Triangle yang pusatnya di kawasan timur Indonesia.
  2. Berkaitan dengan posisi Kepulauan Indonesia yang terletak di antara Benua Australia dan Benua Asia, maka kita mengalami perubahan musim:
    • Berkaitan dengan angin, secara umum di Indonesia kita mengenal Musim Angin Barat dan Musim Angin Timur.
    • Berkaitan dengan hujan, secara umum di Indonesia kita mengenal adanya Musim Hujan dan Musim Kemarau.
    • Berkaitan dengan keanekaragaman sumberdaya hayati di darat, kita mengenal adanya Garis Wallace.
    • Berbagai macam bencana alam di Indonesia berkaitan dengan posisi yang diapit dua benua ini. Seperti:
      • Bencana alam karena pukulan gelombang laut ke pantai atau gelombang tinggi berkaitan dengan musim angin.
      • Bencana alam banjir dan tanah longsor berkaitan dengan kehadiran Musim Hujan.
      • Bencana alam kekeringan dan kebakaran hutan serta kebakaran di perkotaan berkaitan dengan kehadiran Musim kemarau.
———————
Bagaimana bila Kepulauan Indonesia kita lihat dari sudut pandang Tektonik Dunia?
Dari sudut pandang tektonik dunia, Kepulauan Indonesia merupakan hasil interaksi dari tiga lempeng kerak Bumi yang utama, yaitu Lempeng Asia, Lempeng Samudera Hindia-Australia dan Lempeng Samudera Pasifik. Kondisi tersebut memberikan Kepulauan Indonesia sumberdaya alam yang beraneka ragam, dan demikian pula dengan sumber bencananya, tidak kalah variasinya.
Interaksi subduksi antar lempeng menyebabkan Kepulauan Indonesia kaya akan gunungapi dan sering mengalami guncangan gempa.
Interaksi antar lempeng kerak bumi menyebabkan di Kepulauan Indonesia banyak cekungan sedimentasi yang di dalamnya banyak terbentuk batubara, minyak dan gas bumi. Selain itu, aktifitas magmatis yang berasosiasi dengan sistem subduksi antar lempeng menyebabkan di  Kepulauan Indonesia banyak terjadi mineralisasi (pembentukan endapan mineral). Tambang-tambang tembaga, nikel, dan emas di Kepulauan Indonesia merupakan konsekuensi logis dari hadirnya sistem subduksi kerak bumi di Kepulauan Indonesia.

———————-
Wawasan Kebangsaan:
  1. Apa arti “Indonesia?”
Terkait dengan bencana:
  1. Bencana terjadi bersiklus.
Terkait dengan sumberdaya:
Memiliki sumberdaya hayati yang unik.

Indonesia Kekurangan Periset Geografi

Indonesia kekurangan periset geografi karena hingga sekarang baru memiliki 50 profesor bidang ini padahal idealnya harus mempunyai 165 guru besar, kata Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Suratman.

"Jumlah periset geografi yang masih kurang akibat sedikitnya perguruan tinggi di Indonesia yang mempunyai fakultas geografi. Saat ini hanya ada tiga universitas, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), sedangkan lainnya hanya menyediakan ilmu pendidikan geografi untuk dipersiapkan menjadi guru," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia minat kalangan masyarakat untuk mempelajari geografi tergolong kecil karena di tingkat pendidikan menengah atas, mata pelajaran geografi hanya diajarkan di kelas ilmu pengetahuan sosial.

"Kami telah mengusulkan Menteri Pendidikan Nasional agar mengubah kurikulum tersebut agar mata pelajaran geografi bisa diajarkan di kelas ilmu pengetahuan alam," katanya.

Ia mengatakan terbatasnya periset menyebabkan kurangnya jumlah penelitian geografi, padahal penelitian sangat diperlukan untuk memecahkan masalah pembangunan wilayah, pemetaan sumber daya alam, penaggulangan bencana, dan data spasial tata ruang.

"Fakultas Geografi UGM dan Ikatan Geograf Indonesia (IGI) sedang memproses pendirian fakultas geografi di beberapa perguruan tinggi, di antaranya Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Negeri Makassar," kata Suratman yang juga Ketua IGI.

Menurut dia ketersediaan periset geografi semakin penting karena meningkatnya frekuensi bencana alam dan masalah sosial di Indonesia.

"Terlebih lagi tidak semua daerah di Indonesia memiliki data spasial yang lengkap tentang tata ruang, lingkungan, bencana, kemiskinan, batas administrasi, batas wilayah, dan masalah pengangguran," katanya.

El Niño–Southern Oscillation

El Niño–Southern Oscillation adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama El Niño (bahasa Spanyol, dibaca: "El Ninyo" yang berarti "anak laki-laki kecil"). Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai La Niña (dibaca "La Ninya"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.
Nama El Niño diambil dari bahasa Spanyol yang berarti “anak laki-laki”, merujuk pada bayi Yesus Kristus dan digunakan karena arus ini biasanya muncul selama musim Natal; sedangkan La Niña berarti "gadis kecil". Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El Niño–Southern Oscillation (ENSO). Gejala El Niño tidak selalu diikuti dengan Southern Oscillation, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi.
El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.
Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur. Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna.